0
Madu sejak dari zaman romawi kuno sudah dikenal untuk berbagai manfaatnya antara lain sebagai pemanis makanan, sumber energi atau pun khasiatnya untuk mengobati luka. Dihasilkan dari lebah madu, proses pembuatan madu di mulai dari pengisapan nektar bunga dan tepung sari yang terkandung di dalam berbagai macam tumbuh-tumbuhan oleh lebah madu. Nektar yang dibawa oleh lebah madu ke dalam sarangnya kemudian melalui beberapa tahapan proses akan diubah menjadi madu.

Madu yang dihasilkan umumnya mempunyai komposisi utama yang terdiri dari air dan karbohidrat. Kandungan karbohidrat dalam komposisi utamanya umumnya merupakan kombinasi antara fruktosa (38%), glukosa (31%) dan sedikit sukrosa (1%). Dalam 1 sendok teh, kandungan karbohidrat yang dimiliki madu adalah sekitar 17.3 gram dan akan mempunyai kandungan energi sebesar 63 kkal. Selain kaya akan karbohidrat, madu juga memiliki kandungan lainnya yang terdiri dari mineral yaitu besi (Fe), magnesium (Mg), mangan (Mn), kalium (K), natrium (Na), seng (Zn), tembaga (Cu) dan selenium (Se). Selain itu madu juga memiliki kandungan lain yaitu Vitamin B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6, C, asam pantotenat dan juga protein.

Manfaat madu sebagai sumber energi dan peningkat stamina sudah dikenal sejak zaman dahulu. Atlet-atlet yunani kuno disebutkan sudah mengkonsumsi madu pada saat sebelum bertanding dan setelah selesainya pertandingan. Kandungan madu yang terdiri dari kombinasi karbohidrat yang juga dilengkapi juga dengan sedikit kandungan mineral dan vitamin membuat madu dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi yang mampu untuk memberi peningkatkan terhadap performa olahraga.. Selain itu, dengan nilai ketetapan Glycemic Index (GI) yang relatif rendah yaitu 55, konsumsi madu pada beberapa saat sebelum latihan/pertandigan juga dapat menjadi alternatf pilihan sumber karbohidrat yang baik bagi atlet . Karbohidrat dengan nilai GI yang rendah akan dicerna secara lambat sehingga dapat berada di dalam usus kecil dengan waktu yang lebih lama. Manfaat dari proses ini adalah pelepasan glukosa secara perlahan selama berlangsungnya kegiatan olahraga.

Konsumsi madu dalam peningkatkan performa olahraga disebutkan mempunyai keefektifan yang sama dengan mengkonsumsi karbohidrat glukosa (dekstrosa). Pada studi yang mensimulasikan 64 km balap sepeda time trial, subjek yang diberikan konsumsi 250 ml air putih yang ditambahkan dengan 15 gr madu atau 15 gr glukosa (dekstrosa) tiap 16 km mampu untuk menyelesaikan tahap simulasi dengan waktu yang lebih cepat jika konsumsi tidak mengandung madu/glukosa (larutan madu = 128 menit, 42 detik, larutan glukosa = 128 menit, 18 detik dan larutan pembanding = 131 menit, 18 detik).

Pada perkembangan lainnya dalam bidang nutrisi, madu juga menjadi komponen utama dalam membantu untuk menurunkan berat badan. Melalui suatu metoda diet yang dikenal sebagai hibernation diet, konsumsi madu sebelum tidur dapat membantu untuk menurunkan berat badan melalui pemecahan lemak yang terjadi saat sedang tidur. Saat sedang tidur, karbohidrat terutama fruktosa yang terkandung di dalam madu dapat membantu untuk menjaga simpanan glikogen hati yang kemudian juga akan berfungsi dalam membantu menjaga level glukosa di dalam darah. Pada kondisi ini, otak yang tetap mendapatkan energi dari glukosa darah akan mengeluarkan growth hormone yang kemudian akan mendorong terjadinya proses lipolisis (pemecahan simpanan lemak). (kbl)

Ref:
1.Food Chemistry 3rd edition.Springer
2.J Strength Cond Res.18(3):466-72.2004
3.Sports Drink:Basic Science.CRC Press
4.Hibernationdiet.com

Posting Komentar

 
Top