0

Bagi yang sudah melaksanakan ibadah haji ataupun umroh, pastilah melakukan thowaf. Thowaf adalah ibadah mengitari Ka'bah sebanyak tujuh kali.

Thowaf umumnya dilakukan pada siang hari ketika matahari sedang terik-teriknya. Namun, kenapa orang yang melakukan thowaf tidak merasakan panas di telapak kakinya padahal lantai yang dipijak berasal dari marmer yang akan panas jika terkena panas.

Berbagai anggapan datang, mulai dari anggapan bahwa dibawah lantai dipasang AC sehingga terasa dingin di siang hari. Ada juga yang beranggapan bahwa dibawah lantai dialiri air sehingga terasa sejuk lantainya.

Anggapan ini adalah salah. Tidak ada AC ataupun aliran air dibawah lantai Masjidil Haram. Lantai yang terasa dingin ini karena bahan dari lantai marmer itu adalah marmer jenis thassos. Yaitu marmer asli yang berasal dari Yunani.

Marmer ini memiliki sifat memiliki efek dingin jika terkena panas dan sebaliknya. Hal ini dijelaskan langsung oleh Kepala Peneliti Masjid, Abdul Mohsin bin Hamid. 

"Tidak hanya lantai, bahkan setiap ruangan dalam Masjidil Haram akan terasa sejuk meski cuaca begitu ekstrim," ungkapnya.

Karena lantai marmer ini, setiap orang yang beribadah thowaf tidak akan merasa panas di telapak kakinya dan tidak perlu berjalan berjingkat-jingkat ketika melakukan thowaf di siang hari sekalipun tidak memakai alas kaki.

Marmer ini sangat mahal, di Indonesia harga marmer thassos KW dari China adalah 4 juta per meter persegi.

Terjawab sudah mengapa lantai di Masjidil Haram tetap dingin bahkan di cuaca panas sekalipun.

Posting Komentar

 
Top