0
Para pendeta berfoto bersama para petinggi FPI di Markaz Syariah FPI Petamburan Jakpus
17 PENDETA KUNJUNGI MARKAZ FPI, MEMINTA MAAF ATAS TRAGEDI TOLIKARA, MENOLAK PEMERINTAH MEMINTA MAAF PADA PKI DAN MENYATAKAN SANGAT BERTERIMA KASIH ATAS SAMBUTAN FPI YANG BEGITU LEMBUT DAN SANTUN
Rabu, 12-8-2015. Jam 14.00 pengurus DPP-FPI FPI diwakili Ust Slamet Maarif diminta untuk mendampingi KH Hasyim Muzadi (Anggota Wantimpres) untuk menyambut dan berdialog dengan 17 pendeta dari berbagai gereja di Indonesia seperti:
  1. Manuarang Hutabarat (Sultan thaha- jambi), 
  2. Setir Cahyadi (Solo), 
  3. Hendrik N. E. Malelak (Kupang). 
  4. Djoko Sukono. (A. Yani- semarang). 
  5. Judi. S. Tunari. (manado). 
  6. Natanael Hermawan Prianto. (juanda- surabaya). 
  7. Simon Harsoyo (juanda - surabaya). 
  8. Donny Wenas (Juanda- surabaya). 
  9. Roy Paoki (juanda - surabaya). 
  10. Robby. D. Tengor. (Balikpapan),
  11. Hanny prayogo (juanda- surabaya) dll di kantor Wantimpres.
Dalam pertemuan tersebut para pendeta menyampaikan:
  1. Keprihatian dan permohonan maaf kepada Umat Islam atas kasus Tolikara dan GIDI tidak sama dengan mereka. 
  2. Dalam Tragedi Tolikara ada pihak luar yang bermain yang ingin memecah bangsa indonesia.
  3. Menolak permohonan maaf pemerintah kepada PKI dengan alasan rusia saja yang hampir 40 juta rakyatnya menjadi korban komunis sampai sekarng tidak minta maaf. 
  4. Jika pemerintah minta maaf kepada PKI akan menimbulkan masalah baru bagi bangsa Indonesia.
Tanggapan KH Hasyim Muzadi:
  1. Ekstriminitas ternyata ada di mana-mana tapi terkadang ekspos dunia tidak seimbang. Radikalisme bisa disebabkan oleh ideologis atau pun kasusuitas.
  2. Komunis sekarang sudah menjadi bagian dari HAM. 
  3. HAM Indonesia tidak boleh disamakan dg HAM Internasional.
  4. Persoalan PKI di Indonesia perlu Rekonsiliasi.
  5. Para pendeta yang hadir perlu silaturahmi dengan FPI agar lebih kenal siapa FPI dan ini akan menjadi babak baru untuk perbaikan Bangsa Indonesia, saya berharap ada pemikiran yang sama antara tokoh agama kristiani dengan FPI yang bisa dibangun dan dikembangkan untuk kerukunan umat beragama.
Selanjutnya jam 15.30 rombongan para pendeta di antar dan dikawal oleh FPI (dipimpin Panglima LPI ) menuju markaz DPP-FPI di petamburan. Dalam pertemuan antara pendeta dan pengurus DPP FPI para perwakilan pendeta menyampaikan beberapa hal diantaranya untuk berterima kasih atas sambutannya yang diluar dugaan, tidak pernah bermimpi bisa datang ke markaz FPI dan sangat terkejut ternyata FPI begitu lembut, santun, terbuka tidak seperti yang mereka liat dan beritakan di media. Senang bisa berkunjung, dll.

Acara ditutup dengan dibacakan pernyataan bersama yg isinya:
  1. Bersama sama Menjaga kedaulatan NKRI dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
  2. Bersatu menjaga moral bangsa dan bersama-sama menegakan amar ma'ruf nahi munkar.
  3. Penegakan hukum kepada aktor intelektual Kasus Tolikara dengan menghukum seberat-beratnya.
  4. Menolak permohonan maaf pemerintah kepada PKI.
  5. Akan bersama-sama berjuang mencegah bangkitnya PKI.
Sumber : FP PonPes Al-Umm Benteng Ahlusunnah wal Jama'ah Jakarta

Posting Komentar

 
Top