0

Oleh: Zulfan Afdhilla
Mahasiswa Ushuluddin prodi Ilmu Al-Quran & Tafsir UIN Ar-Raniry

Sepak terjang misi misionaris Kristen di Aceh bukan hal yang sepele lagi. Jika pemerintah dan rakyat Aceh tidak bergerak dengan tegas maka habislah Aceh. Kenapa begitu, itu karena militannya mereka dalam memurtadkan bangsa Aceh. Bahkan sebenarnya berita inipun sudah terexpos pada Juli 2013. Tetapi kita bangsa Aceh tidak ada yang tahu bahkan pun tidak terexpos di media-media lokal.

Awal saya menyadari berita ini adalah ketika sebuah akun facebook Bang Har DiAceh mengupload foto aksi GMKI di Aceh Tengah. Ada yang percaya dan ada pula yang menganggapnya hoak. Dikarenakan antusias dan rasa penasaran saya yang tinggi akhirnya saya mencoba meneliti dan mencari fakta kebenaran dari foto tersebut. Dan ternyata sangat mengejutkan.

Teringat akan tulisan pada sampul belakang buku Grilya Salib di Serambi Mekkah karya Rizki Ridyasmara. Mengutip dari perkataan Paus Paulus VI pada November 1965 yang berbunyi:
“dalam menjalankan misinya, gereja – apapun namanya – memiliki tugas suci untuk menyebarkan Injil kepada seluruh bangsa dan seluruh manusia. Sebab itu, semua manusia harus dijadikan Kristen dan menerima Yesus sebagai juru selamatnya.”
Dokumen The Decree on The Missionary Activity of The Church

Ini menjadi bukti spirit dari misionaris dalam menyebarkan kristen di Aceh. Begitu pula dengan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), adalah organisasi kemahasiswaan yang didirikan pada tanggal 9 Februari 1950. Namun Christelijke Studenten Vereeniging op Java (CSV) yang menjadi cikal bakal GMKI telah ada jauh sebelumnya dan berdiri sejak 28 Desember 1932 di Kaliurang, Yogyakarta, Indonesia. [id.wikipedia.org] dengan situs web gmki.or.id.
GMKI Cabang Aceh sendiri sudah resmi dibuka pada 28 Juli 2013 sebagaimana saya kutip dari tulisan Supriadi Purba di regional.kompasiana.com sebagai berikut.

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) hadir di Kutacane, Aceh Tenggara setelah lebih setahun proses pembinaan dilakukan oleh Koordinator Wilayah I PP GMKI Sumatera Utara/NAD. Kehadiran GMKI Aceh merupakan kesediaan dari mahasiswa yang ada di beberapa kampus di Aceh Tenggara, selanjutnya dilakukan konsolidasi dan puncaknya pada penyelenggaraan Konferensi Cabang I tanggal 26-28 Juli 2013 di SMK Negeri 2, Kutacane.

Pembukaan Konferensi Cabang I dihadiri oleh Anggota DPRK Aceh Tenggara Roy Tarigan, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), senior member GMKI, GMKI Tarutung sebagai cabang pendamping, Ketua BPC Pematang Siantar/Simalungun dan Sidikalang. Dibuka oleh Koordinator Wilayah I PP GMKI Sumatera Utara/NAD, Supriadi Purba.

Proses Konferensi Cabang I yang alot, dihadiri sebanyak 35 anggota GMKI Kuta Cane, diantaranya dari Universitas Gunung Leuser dan STIKES Nurul Hasanah, FKIP Usman Safri, Akbid Medica dan Akper Pemkab. Korwil I GMKI, Supriadi Purba mengatakan bahwa peletakan batu pertama GMKI sudah dilakukan di Aceh, tinggal bagaimana pembinaan dan implementasi konsolidasi organisasi, pendidikan kader dan penguatan nilai-nilai spritual untuk partisipasi di tiga medan pelayanan yakni di Gereja, Perguruan Tinggi dan Masyarakat bisa dilakukan ke depan sesuai dengan Visi-Misi GMKI.

Selamat datang GMKI di Aceh, sesuai thema GMKI Jadilah teladan dalam berbuat baik (Titus 2 Ayat 7a). Dengan misi Menjadikan gerakan yang Oikumenis, Nasionalis dan bertanggungjawab untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan dalam melaksanakan tugas dan panggilannya di Indonesia. Semangat dan tuai kebaikan buat semua untuk Indonesia yang dicita-citakan, ujar Supriadi Purba.

GMKI sendiri sudah mencoba menyebar ke lingkup masyarakat. Walaupun merupakan organisasi sosial dan aksinya sosial. Itu bukan berarti kita tenang-tenang saja melihat mereka. Sudah cukup dengan Gafatar yang menjadikan kata "sosial" sebagai aksi perekrutan dan penyebaran ajaran mereka. Jangan lagi yang ini.

Berikut pula tulisan yang saya kutip dari penulis yang sama dari regional.kompasiana.com.


Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sumatera Utara/NAD akan menyalurkan bantuan untuk korban bencana di Aceh Tengah. Sumbangan yang merupakan partispasi masyarakat, diantaranya dari sumbangan masyarakat Palangkaraya, Kalimantan Tengah melalui aksi dana yang dilakukan oleh GMKI Palangkaraya dan teman-teman kelompok Cipayung, juga dari beberapa Cabang di GMKI wilayah I Sumatera Utara/NAD. Sumbangan yang dikirim berupa sarung, peci, dan sajadah.

Rombongan GMKI, dikoordinir oleh Fitri Napitupulu, Ketua BPC GMKI Kutacane, Aceh Tenggara yang terpilih pada Konferensi Cabang I GMKI Kutacane. Ikut juga Seketaris BPC Kutacane Marudut Sihite, Micheal Rajagukguk dan Horas dua-duanya dari GMKI Cabang Medan. Kehadiran mereka di Aceh Tengah disambut oleh masyarakat dengan baik. Selanjutnya mereka menyalurkan bantuan yang dibawa dari Medan, menyampaikan kepada masyarakat yang sudah kembali ke rumahnya masing-masing bahwa sumbangan tersebut merupakan wujud partispasi masyarakat. Masyarakat yang merasa iba dan melihat keadaan korban bencana gempa di Aceh Tengah.

Selanjutnya, setelah selasai memberikan bingkisan berupa sarung, peci dan sajadah. Kader GMKI kemudian berfhoto bersama, selanjutnya berbincang-bincang sama masyarakat sekaligus melihat keadaan masyarakat yang sudah lebih sebulan menghadapi ujian yang datangnya dari Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian setelah selsai membagikan bingkisan, para relawan kemudian pamitan untuk kembali ke Medan.

Posting Komentar

 
Top