Download Kajian Hadits Nomor 416 :
Download Kajian Hadits Nomor 417 :
Download Lanjutan + Tanya Jawab Hadits Nomor 417
Hadits 416 :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu. atau dari Abu Said al-Khudri radhiallahu 'anhuma - yang merawikan Hadis ini ragu-ragu apakah dari Abu Hurairah atau dari Abu Said, tetapi keragu- raguan semacam ini tidak membahayakan shahihnya Hadis dalam diri sahabat, sebab semua itu adalah orang-orang adil, katanya: "Ketika terjadi perang Tabuk, maka orang-orang sama menderita kelaparan, lalu mereka berkata: "Ya Rasulullah bagaimana andaikata Tuan izinkan saja kita menyembelih unta-unta kita, kemudian kita dapat bersama-sama makan dan berminyak - dengan lemaknya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Lakukanlah itu - yakni sembelihlah." Kemudian datanglah Umar Radhiyallahu 'anhu. lalu berkata: "Ya Rasulullah, jikalau Tuan membolehkan itu dilaksanakan, maka berkuranglah kendaraan yang dapat dinaiki, tetapi panggillah orang-orang itu dengan membawa sisa-sisa bekalnya sendiri, kemudian berdoalah kepada Allah untuk mereka agar mendapatkan keberkahan, barangkali Allah akan memberikan keberkahan dalam makanan mereka." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Ya." Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam meminta didatangkan selembar kulit kering kemudian dibeberkannya, lalu menyuruh orang-orang itu meletakkan sisa-sisa bekalnya. Di situ ada seorang yang datang dengan membawa segenggam gandum, yang lainnya datang dengan segenggam kurma, yang lainnya pula dengan sekerat roti, sehingga berkumpullah di atas kulit tadi sekadar makanan yang amat sedikit. Selanjutnya Rasulullah mendoakan agar makanan itu mendapatkan keberkahan Allah, lalu beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ambillah itu di masing-masing wadahmu." Orang-orang sama mengambilnya di wadahnya sendiri-sendiri sehingga tidak sebuah wadah pun yang mereka tinggalkan di kalangan tentera itu melainkan sudah diisi penuh-penuh. Mereka dapat makan sampai kenyang dan masih ada sisa kelebihannya. Seterusnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saya menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawasanya saya adalah Rasulullah. Tiada seseorang hamba pun yang menemui kedua kalimat syahadat itu - setelah matinya nanti, sedangkan ia tidak ragu-ragu, lalu ditolak dari masuk syurga - maksudnya orang yang diketahui mempunyai keyakinan yang mantap mengenai dua kalimat syahadat itu, pasti tidak terhalang untuk masuk syurga." (Riwayat Muslim)
Hadits 417 :
Dari 'Itban bin Malik Radhiyallahu 'anhu., ia adalah salah seorang yang ikut menyaksikan perang Badar, katanya: "Saya bersembahyang sebagai imam untuk kaumku iaitu Bani Salim. Antara tempatku dengan tempat mereka itu dihalang-halangi oleh sebuah lembah yang jikalau banyak turun hujan, maka sukar saya melaluinya untuk menuju ke masjid mereka itu. Oleh sebab itu saya datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, lalu saya berkata kepadanya: "Sesungguhnya saya ini sudah kurang terang penglihatanku dan sesungguhnya lembah yang ada di antara tempatku dengan tempat kaumku itu mengalir airnya jikalau banyak hujan datang, maka sukarlah bagiku untuk melaluinya. Jadi saya ingin sekali jikalau Tuan mendatangi tempatku lalu bersembahyang di suatu tempat di rumahku, yang seterusnya akan saya gunakan sebagai tempat bersembahyang." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan saya lakukan permintaanmu itu." Maka besoknya datanglah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam di tempatku.bersama Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu. sesudah tinggi hari - yakni tengah siang. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin masuk lalu saya izinkan, tetapi beliau tidak suka duduk sehingga akhirnya berkata: "Di manakah tempat yang engkau inginkan supaya saya bersembahyang dirumahmu ini?" Saya menunjukkan pada suatu tempat yang saya inginkan supaya beliau bersembahyang di rumahmu ini?" Saya menunjukkan pada suatu tempat yang saya inginkan supaya beliau bersembahyang di situ. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam lalu berdiri, kemudian bertakbir dan kita berbaris di belakangnya. Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersembahyang dua rakaat kemudian bersalam dan kitapun bersalam pula ketika beliau bersalam. Seterusnya beliau Shallallahu 'alaihi wasallam saya tahan untuk makan hidangan berupa khazirah yang sengaja dibuat untuk menghormatinya. Penduduk desa itu sama mendengar bahawasanya Rasulullah ada di rumahku, Lalu banyaklah orang-orang yang berkumpul dari para penduduknya itu sehingga banyaklah kaum lelaki di rumahku itu. Kemudian ada seorang lelaki berkata: "Apakah yang dikerjakan Malik itu, saya tidak mengetahuinya." Orang lelaki lain berkata: "Ia memang seorang munafik yang tidak cinta kepada Allah dan RasulNya." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Janganlah berkata sedemikian itu. Tidakkah engkau ketahui bahwa ia mengucapkan La ilaha illallah, yang dengan itu semata-mata mencari keridhaan Allah Ta'ala?" Orang itu berkata: "Allah dan RasulNya adalah lebih mengetahui. Adapun kita, maka demi Allah, tidak pernah kita mengetahui akan kecintaannya dan tidak pula pembicaraannya melainkan condong kepada kaum munafik saja."Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Sesungguhnya Allah mengharamkan untuk masuk neraka orang yang mengucapkan La ilaha illallah yang dengannya itu ia mencari semata-mata keridhaan Allah." (Muttafaq 'alaih)
'Itban dengan kasrahnya 'ain muhmalah dan sukunnya ta' mutsannat, yakni bertitik dua di atas dan sesudahnya itu ada ba' muwahhadah.
Khazirah dengan kha' mu'jamah dan zai ialah tepung yang dimasak dengan lemak. Adapun tsaba rijalun dengan tsa' mutsallatsah ertinya ialah datang dan berkumpul semua orang-orang lelaki itu.
Posting Komentar