Berbeda dari sang ayah, Ibnu Sa’ati justru memiliki keahlian di bidang kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang dokter yang ahli mendiagnosa penyakit pasiennya. Selain itu, namanya juga terkenal di kalangan pejabat pemerintahan.
Ibnu Sa’ati juga ahli kepustakaan, ilmu logika, dan filsafat. Ia mengumpulkan banyak buku, terutama buku karya para filosof Arab. Buku-buku tersebut tersimpan rapi di perpustakaan pribadinya. Selain itu, ia gemar pula menuliskan pemikirannya tentang logika dan filsafat dalam bentuk risalah. Meskipun demikian, ia juga mewarisi keahlian membuat kunci dari sang ayah. Ia bahkan mampu mereparasi jam karya ayahnya yang dipasang di Bab al-Jairun. Sehubungan dengan keahliannya di bidang mekanik, ia pernah menulis sebuah buku yang menjelaskan tentang kegunaan dan konstruksi jam (1203). Buku ini dinilai sebagai karya monumental di bidang mekanik.
Dalam pemerintahan, Ibnu Sa’ati mempunyai karir yang cemerlang. Berkat kepandaiannya, ia memperoleh kedudukan penting sebagai seorang menteri pada masa pemerintahan al-Malik al-Faiz bin al-Malik al-Adil Muhammad bin Ayyub, yang merupakan keponakan dari Shalahuddin al-Ayyubi. Ia juga menjadi menteri dan dokter pribadi al-Malik al-Muazzam bin al-Malik al-Adil, salah satu saudara al-Faiz.
Seorang saudara lelaki Ibnu Sa’ati yang bernama Baha’ al-Adin Abu al-Hasan Ali dikenal pula dengan nama yang sama, yaitu Ibnu Sa’ati. Namun, saudaranya ini lebih dikenal sebagai penyair yang cukup ternama di Kairo.
Ibnu Sa’ati wafat pada tahun 1230 (627 H) di Damaskus.
Posting Komentar