1

Dalam pembahasan tajwid tahsin tilawatil quran pada bab sifatul huruf, sifat-sifat huruf terbagi menjadi 2 yaitu shifat lazimah dan shifat 'aridhahShifat 'Aridhah (ﻋﺎﺭﻀﻪ) adalah sifat yang tidak memiliki lawan, yang mana ciri yang berubah-ubah bagi suatu huruf, seperti tarqiq (tipis), tafkhim (tebal), ghunnah(dengung), idgham (meleburkan huruf), atau ikhfa'(menyamarkan huruf)’, panjang atau pendek dan seumpamanya. Diantaranya:

a. Safir (ﺻﻔﺮ)
Menurut bahasa:

صوت يصوت به البهام
Suara yang disuarakan oleh binatang-binatang atau siul burung

Menurut istilah:
صوت زائد يخرج بقوة من طرف اللسان والسنايا
Suara tambahan atau lebih yang keluar dengan kuat dari ujung lidah dan gigi seri.

Safir ialah suara yang menyerupai suara unggas karena pengucapan hurufnya dengan bunyi berdesir dan kuat dari antara dua bibir. Atau suara dari hujung mulut seakan-akan bersimpul.

Hurufnya ada 3, yaitu : 
  1. shād (ص)
  2. zāy (ز), dan
  3. sīn (س) 
Bunyi desiran yang berlaku pada huruf sād paling kuat dibanding zāy dan berikutnya.

Perbedaan sifat Safir dengan Hams adalah desiran nafas yang lebih kuat dibanding dengan Hams yang sekadar membunyikan hurufnya dengan hembusan nafas yang lebih ringan.
  • Ketika menyebut "ص" , kedengarannya seperti suara angsa.
  • Ketika menyebut "ز", kedengarannya seperti suara lebah.
  • Ketika menyebut "س", kedengarannya seperti suara belalang.
b. Qalqalah (ﻗﻠﻘﻠﻪ)
Menurut bahasa:

التحرك والاضطراب
Bergerak dan gemetar/memantul/goncangan pada makhroj hurufnya.Sehingga terdengar pantulan suara yang kuat
Menurut istilah:

صوت زائد قوي جهري يحدث في مخرج الحرف الساكن بعد ضغط المخرج
Suara tambahan/lebih yang kuat lagi jelas/nyaring terjadi pada makhroj huruf yang mati setelah menekankepada makhroj tersebut.

Qalqalah menurut bahasa artinya bergetar. Menurut istilah, qolqolah sebagai sifat huruf adalah cara pengucapan huruf sukun (mati) yang disertai getaran (pantulan) suara pada makhrojnya sehingga terdengar suara yang kuat.

Huruf qalqalah ada lima yaitu;
  1. qaf (ق)
  2. tha (ط)
  3. ba' (ب)
  4. jim (ج)
  5. dal (د)
Dan dikelompokkan dalam lafaz (قُطْبُ جَدٍّ) ~ Qutubujaddin atau bajuditoko. Qalqalah terbagi menjadi dua jenis:

a. Qalqalah kecil (shugra) yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.
Contoh:
 ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ

b. Qalqalah besar (kubra) yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
Contoh:
ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ 

Huruf qaf (ﻕ ) dan tha ( ﻁ ) pantulannya mendekati suara‘O’, Sedangkan untuk huruf lainnya terdengar mendekati lafazh ‘E’.

Cara Membaca Qolqolah

Berikut ini adalah panduan ketukan ketika membaca Qolqolah. Perhatikan contoh berikut:


Pada contoh di atas, suara qolqolah terjadi di tiga tempat, yaitu pada ketukan ke-4, ke-6 dan ketukan ke-9. Cara membacanya berdasarkan alur ketukan adalah sebagai berikut:
  • Ketukan ke-3 berbunyi “jud”. Tahan lidah pada posisi huruf “d” (jangan dilepaskan) hingga ketukan ke-4, saat keluar bunyi “de”. Penahanan lidah pada ketukan ke-3 bertujuan agar tidak muncul bunyi qolqolah 2 kali.
  • Ketukan ke-5 berbunyi “waq”. Tahan lidah pada posisi huruf “q” (jangan dilepaskan) hingga ketukan ke-6, saat keluar bunyi “qo”. Penahanan lidah pada ketukan ke-5 bertujuan agar tidak muncul bunyi qolqolah 2 kali.
  • Ketukan ke-8 berbunyi “rib”. Tahan bibir pada posisi huruf “b” (jangan dilepaskan) hingga ketukan ke-9, saat keluar bunyi “be”. Penahanan bibir pada ketukan ke-8 bertujuan agar tidak muncul bunyi qolqolah 2 kali.
Agar lebih lengkap, perhatikan juga contoh berikut ini:

Pada contoh di atas, bunyi qolqolah terjadi 2 kali, yaitu pada ketukan ke-2 dan ketukan ke-7. Cara membacanya adalah:
  • Ketukan ke-1 berbunyi “math”. Tahan lidah pada posisi huruf “th” (jangan dilepaskan) hingga ketukan ke-2, saat keluar bunyi “tho”. Penahanan lidah pada ketukan ke-1 bertujuan agar tidak muncul bunyi qolqolah 2 kali.
  • Ketukan ke-6 berbunyi “faj”. Tahan lidah pada posisi huruf “j” (jangan dilepaskan) hingga ketukan ke-7, saat keluar bunyi “je”. Penahanan lidah pada ketukan ke-6 bertujuan agar tidak muncul bunyi qolqolah 2 kali.
c. Liyn (ﻟﻴﻦ)
Menurut bahasa :

ضد الصعنوبة
Lawan dari sulit/sukar/ = susah/mudah/lemas/lunak.
Artinya : Mengeluarkan huruf secara lunak tanpa paksaan yaitu sifat daripada huruf dan yang mati dan jatuh setelah fathah.
Menurut istilah:

اخراج الحرف من الفم بغير كلفة علي اللسان
Mengeluarkan huruf dari mulut dengan tanpa perasaan sulit/berat terhadap lidah.

Liyn (لين ) ialah diucapkan dengan lembut dan mudah. Hurufnya ada 2, yaitu:
  1. waw (و ), dan
  2. yā' (ي)
Pembunyian dengan sifat liyn hanya berlaku apabila huruf itu mati, dan sebelumnya ada huruf berbaris atas.

Contohnya;
Wawu dalam kalimah khauuuuuuf (خَوْف) dan Yā' dalam kalimah baiiiiiit (بَيْت).

d. Inhiraf (ﺇﻧﺤﺮﺍﻑ)
Menurut bahasa :

الميل والعدول
Berarti condong dan mirip.
Artinya condong huruf dari makhrojnya sendiri kepada makhroj lainya itu sifatnya huruf : ل ر

Menurut istilah :

ميل الحرف عند خروجه الى طرف اللسان
Artinya : miringnya/condongnya huruf ketika keluarnya huruf tersebut sampai keujung lidah

Inhiraf adalah huruf yang pengucapannya miring setelah keluar dari ujung lidah.
Hurufnya ada 2, yaitu:
  1. lam (ل), dan
  2. ra' (ر )
Ra' (ر) miring ke bagian punggung lidah dan Lam (ل) miring kebagian permukaan lidah

e. Takrir (ﺗﻜﺮﻳﺮ )
Menurut bahasa :

اعادالشئ مرة اواكثر
Berarti mengulang-ulang. Maksudnya ialah ujung lidah tegetar ketika mengucapkan huruf ز
Menurut istilah:

ازتعاد راءس اللسان عند النطق بالحرف وهو صفة لازمة للراء
Artinya : Bergetarnya pangkal lidah ketika mengucapkan huruf. Yaitu suatu sifat yang mesti ada pada Ro

Hurufnya 1 sahaja, yaitu ro' (ر). Dinamakan takrir karena bunyi huruf ro' (ر) yang bergetar secara berulang pada ujung lidah. Walau bagaimanapun, getaran yang dibenarkan adalah sekali saja, lebih-lebih lagi pada keadaan tasydid.

f. Tafasysyi (ﺗﻔﺸﻰ )
Menurut bahasa: 
 
الانتشار
Berati meluas/tersebar.

Maksudnya ialah meratanya angin dalam mulut. Ketika mengucapkan huruf ش hingga bersambung dengan makhroj ض 
Menurut istilah:

انتشار الريح في الفم عند النطق بالحرف
Artinya : tersebarnya angin dimulut ketika mengucapkan huruf.

Hurufnya 1 saja, yaitu syin (ش). Dinamakan tafasysyi karena pengucapan huruf syin (ش) yang disertai menyebarnya angin di dalam mulut.
g. Istitolah (ﺇﺳﺘﻂﺎﻟﻪ )
Menurut bahasa : 
 
الامتداد
Berarti memanjang.
Yaitu memanjang suara ض dari permulaan tepi lidah hingga penghabisan lidah (bersambung dengan makhroj ل )
Menurut istilah:

امتداد الصوت من اول حافة اللسان الى اخرها
Artinya : memanjangnya suara dari mulai pinggir lidah sampai akhirnya (ujung lidah)

Hurufnya 1 saja, yaitu ḍhad (ض). Pengucapan huruf yang disertai memanjangnya suara dari awal sisi lidah sampai akhirnya, di sebelah kiri atau kanan lidah.

Demikian pembahasan seputar shifat 'aridhah. Salah satu dari sifatul huruf yang tidak memiliki lawan satu sesama lainnya. Untuk selanjutnya bersambung insyaallah  untuk pembahasan seputar ahkamul huruf yang juga merupakan salah satu bagian dari ilmu tajwid tahsin tilawatil quran.

Posting Komentar

  1. Izin Share dan tulisan ini sy jadi referensi, terimakasih ilmunya ,hanya bisa berdoa dan krm Fatihah buat yg nulis 🙂

    BalasHapus

 
Top